Arsitektur dan Kebudayaan Bali Kuno
Berdasarkan Kajian Desa-desa Tradisional di Bali
Buku ini menyajikan hasil penelitian bidang arsitektur di sembilan desa kuno di Bali. Dengan membaca arsitektur sebagai artefak, penulis berusaha menemukan tidak saja tata cara memilih dan menempatkan material bangunan, bagaimana para undagi (arsitek tradisional) itu memberi nuansa estetik, membagi ruang sesuai fungsinya, menautkan dengan mitologi dan kosmologinya, juga berusaha mencari dan menemukan makna setiap hal yang mendukung bangunan artefak itu. Pembacaan yang membentangkan persepektif kebudayaan ini masih diberi pengayaan makna dengan deskripsi yang menginformasikan keunikan karya arsitektur masing-masing desa Bali kuno, yang umumnya berbeda dengan struktur kebudayaan di kawasan Bali Apanaga (Bali selatan yang terpengaruh budaya Majapahit). Inilah sesungguhnya keunikan Bali yang belum terungkap banyak literature lain yang mengulas tentang Bali.
Penulis buku ini menggunakan kejeliannya untuk memilih materi yang diambilnya dari sembilan desa kuno di Bali, dan kejeliannya itu membuahkan hasil berupa pengetahuan budaya yang tidak terlihat dan tidak dijamah peneliti lain, yang lebih dulu masuk ke pedalaman desa kuno di Bali (Desa Bayung Gede, Desa Adat Pengotan, Desa Adat Penglipuran, Desa Adat Bugbug, Desa Adat Tengkudak, Desa Adat Taro, dan Desa Adat Pinggan). Desa-desa kuno itu ternyata menyimpan "lokal genius" di bidang arsitektur dan kebudayaan, yang tidak ditemukan di tempat lain. Dengan membaca buku ini, para arsitek akan mendapatkan bahan pembanding berharga dan inspirasi untuk merancang karya yang unik, sedangkan bagi pembaca di luar bidang arsitektur akan mendapatkan sebuah dunia hunian yang khas, estetik, bersifat sosial dan kaya makna.
Karya : Ngakan Ketut Acwin Dwijendra
Ukuran : A5
Harga : 85.000
Berat +- : 350 g
wa https://wa.me/6281936023593
www.tokopedia.com/mbukubali
www.shopee.co.id/mbukubali
https://www.bukalapak.com (cari m buku bali)
www.lazada.co.id/shop/m-buku-bali
lokasi : https://maps.app.goo.gl/xzo9Tq9LWyshe9EY6
#mbukubali #bukubali #bukuhindu #KamusBali #KamusArsitekturBali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar