Terima kasih dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah yang diberikan kepada kita semua. Semoga kita bisa menjalani kehidupan ini lebih baik dan lebih baik lagi di kemudian hari. Tak lupa juga terima kasih atas selesainya pengerjaan buku foto ini.
Pura Samuantiga berada di Bedulu, Gianyar-Bali. Dari buku dan brosur yang didapatkan di pura konon Pura Samuantiga berdiri berbarengan dengan Pura Tirta Empul sekitar 962 Masehi menurut Tatwa Siwa Purana. Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul menyebutkan Pura Samuantiga sebagai tempat pertemuan tokoh-tokoh agama dan kepercayaan. Babad Pasek juga menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan Gunapriya Dharmapatni dan Udayana diselenggarakan tokoh agama Siwa, Budha dan Baliaga.
Prihal Pura Samuantiga dalam lontar Tatwa Siwa Purana, Khususnya lembar 11 yang berkaitan dengan penyebutan Pura Samuantiga, antara lain disebutkan:
“... samalih sapamadeg idane prabu Candrasangka mangwangun pura saluwire: Penataran Sasih, Samuantiga, hilen-hilen rikala aci, nampyog nganten, siyat sampian, sanghyang jaran nglamuk beha, mapalengkungan siyat pajeng, pendet, hana bale pgat, pgat leteh”.
Artinya : “... dan lagi semasa pemerintahan beliau Prabu Candrasangka, membangun pura antara lain: Penataran Sasih, Samuantiga, tari-tarian di saat upacara, nampyog nganten, siyat sampian, sanghyang jaran menginjak bara, mapalengkungan perang payung, pendet dan ada bale pegat, menghapus kaletehan”.
Dalam setiap pelaksanaan Piodalan atau Mapadudusan yang dilaksanakan setiap setahun sekali, rangkaian pelaksaaannya sudah terpolakan sedemikian rupa. Diawali dengan Nyambut Karya dilaksanakan pada hari tilem atau 15 hari sebelum puncak upacara. Disaat Nyambut karya, ditandai dengan dimulainya membuat sarana upacara oleh para pangayah yaitu permas. Sendangkan para anak-anak mulai ngayah ngambeng sebagai simbolis Dewa, yaitu mencari sarana upacara dari rumah ke rumah sekaligus sebagai pemberitahuan tentang akan dilaksanakan karya
Dari seluruh uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pura Samuantiga merupakan kahyangan jagat untuk memohon kesejahteraan sekaligus merupakan pura kawitan atau cikal bakal adanya desa pakraman di Bali. Untuk tidak melupakan sejarah dan asal muasal sudah sepatutnya bila setiap piodalan atau karya di khayangan tiga di desa pakraman agar nunas pakuluh di Pura Samuantiga.
Mohon maaf jika ada kesalahan yang tentunya tidak disengaja. Saran dan masukannya tentunya diharapkan demi perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas semuanya dalam pembuatan buku ini.
Foto dan tek oleh Nyoman Martawan