Nalar Rupa Perupa
Refleksi Wacana Kritis Seputar Seni Rupa
Keinginan luarbiasa untuk turut melibatkan diri dalam medan jibaku pemikiran di media massa, membuat Wayan Kun Adnyana selalu belajar. Dengan begitu ia berusaha utuk senantiasa terjaga dan mengejar liku informasi, dan juga referensi. Etos seperti ini tidak saja memberikan pengalaman-pengalaman menarik di seputar logika bernalar-pikir, tetapi juga melatih intuisi dan selalu mencoba untuk menjadi bagian hidup sosial yang kompleks.
Dari kebiasaan mengolah intuisi dan nalar itulah lahir buku kumpulan tulisan ini, sebentuk catatan pribadi dalam memperlakukan berbagai fenomena budaya berdasar persepsi pemikiran dan cara pandang yang ia pahami.
Banyak pelukis mumpuni lahir di Bali, tetapi dapat dihitung dengan jari yang menjadi penulis, terlebih seni rupa. Seolah torehan garis dan warna lebih berharga daripada olahkata.
Wayan Kun Adnyana adalah salah satu perkecualian. Lihai menarik kuas, tapi cakap dalam melantunkan kata. Bali, yang konon identik dengan capaian budaya, memang sudh saatnya memiliki banyak cendekiawan yang kuasa mengambil jarak intelektual yang jernih dan bahkan kirits terhadap buah kreativitas dan putra-putrinya.
Kun Adnyana telah dan tengah berdialog dengan kulturnya sekaligus mampu “mawas diri”, sehingga menciptakan dinamika yang menjanjikan baik untuk prestasi seni maupun pertumbuhan kepribadian. Dia adalah salah satu figur terkini dari arus masa depan budaya Bali yang sekaligus tetap “Bali”, tetap nasional, dan semakin global.
Karya : Wayan Kun Adnyana
Ukuran : A5 - 104 hal
Harga : 35.000
Berat +- : 200 g
wa https://wa.me/6281936023593
www.tokopedia.com/mbukubali
www.shopee.com/mbukubali
www.bukalapak.com (cari : m buku bali)
#mbukubali #bukubali #bukuhindu #bukuNalarRupaPerupa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar