Penari Sanghyang - Kumpulan cerpen
Penari Sanghyang Jaran bukanlah orang-orang sembarangan. Hanya yang terpilih saja yang boleh menarikannya. Satu yang terpilih itu bernama Rauh, aku biasa memanggilnya Bapa Rauh. Seorang lelaki sederhana dan kini sudah uzur.
‘’Kalian tak mengerti, untuk menari Sanghyang tak perlu kehebatan kekuatan dan kesaktian, tetapi kesucian jiwa dan ketulusan. Bukan saya tak mau diganti, tetapi sesuunan belum menunjukkan pengganti untuk saya. Saya abdikan diri saya pada sesuunan. Saya menari Sanghyang atas perintah sesuunan. Saya tak akan berhenti sebelum ada perintah dari sesuunan. Saya juga tak akan memilih pengganti yang tidak dipilih oleh sesuunan!’’
Ketika suara kidung mulai melemah. Sanghyang Jaran itu tiba-tiba melompat, melewati orang-orang, melewati tempok pura, ia berlari ke luar dari areal pura. Di halaman luar pura ia masih menari. Orang-orang mengikutinya, dengan pera¬saan heran dan waswas. Tak ada yang berani bicara. Ketika orang-orang dan para pemangku sudah melingkarinya, tariannya terhenti. Ia malah duduk mematung dalam sikap semadi. Semua saling pandang, tak ada yang berani mendekatinya.
Buku ini memuat 10 cerita pendek, karya wanita pengarang Bali yang hingga kini masih produktif menulis
Karya : Mas Ruscitadewi
Ukuran : A5 - 108 hal
Harga : 30.000
Berat +- : 200 g
wa https://wa.me/6281936023593
www.tokopedia.com/mbukubali
www.shopee.com/mbukubali
www.bukalapak.com (cari : m buku bali)
#mbukubali #bukubali #bukuhindu #bukuCerpenBali #bukuPenariSanghyang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar